SURAH AL BAQARAH MENGUSIR SETAN
Bismillah, walhamdulillah, was
sholaatu was salaam ‘ala Rasulillah, wa ba’du..
Kita umat muslim khususnya, akan
merasa gelisah jika rumah kita menjadi tempat persinggahan setan. Karena Allah
ta’ala telah mengatakan bahwa setan itu sebagai musuh utama manusia. Sudah
pasti tak ada keiinginan yang lebih besar dalam benak mereka, kecuali
menimpakan bahaya dan malapetaka kepada manusia, baik berkaitan agama ataupun
dunia.
Membaca surat
Al-Baqarah, adalah salah satu senjata jitu untuk mengusir setan dari rumah kita.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengabarkan:
إِنَّ لِكُلِّ
شَيْءٍ سَنَامًا وَسَنَامُ الْقُرْآنِ سُورَةُ الْبَقَرَةِ، وَإِنَّ الشَّيْطَانَ
إِذَا سَمِعَ سُورَةَ الْبَقَرَةِ تُقْرَأُ خَرَجَ مِنَ الْبَيْتِ الَّذِي
يُقْرَأُ فِيهِ سُورَةُ الْبَقَرَةِ
لَا تَجْعَلُوا
بُيُوتَكُمْ مَقَابِرَ إِنَّ الشَّيْطَانَ يَنْفِرُ مِنْ الْبَيْتِ الَّذِي
تُقْرَأُ فِيهِ سُورَةُ الْبَقَرَةِ
“Jangan jadikan rumah-rumah kalian
sebagai kuburan. Sesungguhnya setan itu akan lari dari rumah yang dibacakan
surat Al-Baqarah di dalamnya.” “ Setan akan lari dari rumah yang di dalamnya
dibacakan surat Al-Baqarah. Maksudnya adalah, jika anda membaca surat
Al-Baqarah, maka setan akan lari keluar dari rumah anda dan tidak akan
mendekat. Sebabnya, karena dalam surat Al-Baqarah terdapat ayat kursi,
nama-nama Allah serta terkandung ayat-ayat yang dapat mengusir setan dan
membekas pada diri mereka.”(HR. Muslim no. 780, dari Abu Hurairah
–radhiyallahu’anhu-)
Dalam hadis lain
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjelaskan:
“Sesungguhnya segala sesuatu punya puncak, dan puncak Al-Qur’an adalah surah Al-Baqarah, dan sesungguhnya setan jika mendengar surah Al-Baqarah dibaca maka ia akan keluar dari rumah yang dibaca di dalamnya surah Al Baqarah.” (HR. Hakim, dinilai Hasan oleh Syaikh Albani).
Syaikh Ibnu
‘Utsaimin rahimahullah menjelaskan sebab mengapa membaca surat Al-Baqarah dapat
mengusir setan dari rumah, (Syarah Riyadhusshalihin 4/684). Bagaimana Teknis
Membacanya?
لا، لا، صوت الشريط ليس بشيء، لا يفيد؛ لأنه لا يقال ” قرأ القرآن “، يقال: ” استمع إلى صوت قارئ سابق “، ولهذا لو سجلنا أذان مؤذن فإذا جاء الوقت جعلناه في ” الميكرفون ” وتركناه يؤذن هل يجزئ؟ لا يجزئ، ولو سجلنا خطبة مثيرة، فلما جاء يوم الجمعة وضعنا هذا المسجل وفيه الشريط أمام ” الميكرفون ” فقال المسجل ” السلام عليكم ورحمة الله وبركاته ” ثم أذن المؤذن، ثم قام فخطب، هل تجزئ؟ لا تجزئ، لماذا؟ لأن هذا تسجيل صوت ماض، كما لو أنك كتبته في ورقة أو وضعت مصحفا في البيت، هل يجزئ عن القراءة؟ لا يجزئ
Tidak diharuskan dibaca dengan suara lantang. Membacanya dengan lirih, itu sudah mencukupi. Demikian juga tidak disyaratkan supaya berkhasiat mengusir setan, harus dibaca selesai pada hari itu juga. Boleh dicicil setiap harinya.
Dan boleh dikhatamkan dengan cara dibagi beberapa orang. Masing-masing membaca jatahnya. Akantetapi yang lebih utama, masing-masing membaca surat Al-Baqarah secara sempurna.(https://islamqa.info/ar/69963)
Cukupkah dengan Rekaman Mp3? Kita simak penjelasan Syaikh Ibnu ‘Utsaimin berikut ini Atau kita merekam khutbah jumat yang membangkitkan semangat, kemudian ketika tiba hari jumat, rekaman tersebut kita perdengarkan melalui mikrofon, khotib dalam rekaman itu mengucapkan “Assalamualaikum waeahmatullah wa barakatuh,” Lalu muadzin mengumandangkan azan. Setelah azan selesai khutbah diperdengarkan kembali, apakah seperti ini sah? Tidak sah.
Posting Komentar