DZIKIR PETANG*
أَعُوْذُ بِاللَّهِ مِنَ
الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ
*A'uudzu billaahi minasy-syaithoonir-rojiim*
Aku berlindung kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.
*1. Membaca Ayat Kursi (1x)*
اللّٰهُ لَاۤ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ
الْحَـيُّ الْقَيُّوْمُ ۚ لَا تَأْخُذُهٗ سِنَةٌ وَّلَا نَوْمٌ ۗ لَهٗ مَا فِى
السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَ رْضِ ۗ مَنْ ذَا الَّذِيْ يَشْفَعُ عِنْدَهٗۤ اِلَّا
بِاِ ذْنِهٖ ۗ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ اَيْدِيْهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ ۚ وَلَا
يُحِيْطُوْنَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهٖۤ اِلَّا بِمَا شَآءَ ۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ
السَّمٰوٰتِ وَا لْاَ رْضَ ۚ وَلَا يَــئُوْدُهٗ حِفْظُهُمَا ۚ وَ هُوَ الْعَلِيُّ
الْعَظِيْمُ
*AYAT KURSI*
*allāhu lā ilāha illā huw,
al-ḥayyul-qayyụm, lā ta`khużuhụ sinatuw wa lā na`ụm, lahụ mā fis-samāwāti wa mā
fil-arḍ, man żallażī yasyfa'u 'indahū illā bi`iżnih, ya'lamu mā baina aidīhim
wa mā khalfahum, wa lā yuḥīṭụna bisyai`im min 'ilmihī illā bimā syā`, wasi'a
kursiyyuhus-samāwāti wal-arḍ, wa lā ya`ụduhụ ḥifẓuhumā, wa
huwal-'aliyyul-'aẓīm.*
“Allah tidak ada Ilah (yang berhak diibadahi) melainkan Dia Yang Hidup Kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang ada di langit dan di bumi. Tidak ada yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang (berada) dihadapan mereka, dan dibelakang mereka dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari Ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, Allah Mahatinggi lagi Mahabesar.” (Al-Baqarah: 255) [1]
*2. Membaca Surat Al-Ikhlas (3x)*
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ
الرَّحِيمِ
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ اللَّهُ
الصَّمَدُ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُوًا أَحَدٌ
“Katakanlah, Dia-lah Allah Yang Maha Esa. Allah adalah (Rabb) yang segala sesuatu bergantung kepada-Nya. Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada seorang pun yang setara dengan-Nya. [2]
*3. Membaca Surat Al-Falaq
(3x)*
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ
الرَّحِيْمِ
قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِۙ
,مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَۙ وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ اِذَا وَقَبَۙ وَمِنْ شَرِّ
النَّفّٰثٰتِ فِى الْعُقَدِۙ وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ اِذَا حَسَدَ
Katakanlah, Aku berlindung kepada
Tuhan yang menguasai subuh (fajar), dari kejahatan (makhluk yang) Dia ciptakan,
dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dari kejahatan
(perempuan-perempuan) penyihir yang meniup pada buhul-buhul (talinya).
[3]
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ
الرَّحِيمِ
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ
مَلِكِ النَّاسِ إِلَهِ النَّاسِ مِن شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ الَّذِي
يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ مِنَ الْجِنَّةِ وَ النَّاسِ
“Katakanlah, ‘Aku berlindung kepada Rabb (yang memelihara dan menguasai) manusia. Raja manusia. Sembahan (Ilah) manusia. Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi. Yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada-dada manusia. Dari golongan jin dan manusia.”[4]
*5. Membaca (1x)* :
أَمْسَيْنَا وَأَمْسَى الْمُلْكُ
لِلَّهِ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ، لاَ إِلَـٰهَ إِلاَّ اللَّهُ، وَحْدَهُ لاَ
شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ
قَدِيْرٌ. رَبِّ أَسْأَلُكَ خَيْرَ مَا فِيْ هَـٰذِهِ اللَّيْلَةِ وَخَيْرَ مَا
بَعْدَهَا، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا فِيْ هَـٰذِهِ اللَّيْلَةِ وَشَرِّ مَا
بَعْدَهَا، رَبِّ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْكَسَلِ وَسُوْءِ الْكِبَرِ، رَبِّ
أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابٍ فِي النَّارِ وَعَذَابٍ فِي الْقَبْرِ
*Amsainaa wa amsal mulku lillaah, wal hamdulillaah, laa ilaaha illallaah, wahdahu laa syariika lah, lahul mulku wa lahul hamdu, wa huwa 'alaa kulli syai-in qodiir. Robbi as-aluka khoiro maa fii haadzihil-lailati wa khoiro maa ba'dahaa, wa a'uudzu bika min syarri maa fii haadzihil-lailati wa syarri maa ba'dahaa, robbi a'uudzu bika minal kasali wa suu-il kibar, robbi a'uudzu bika min 'adzaabin fin-naari wa 'adzaabin fil qobr.*
Kami telah memasuki waktu sore dan
kerajaan hanya milik Allah, segala puji bagi Allah. Tidak ada sesembahan yang
berhak disembah kecuali Allah, Yang Maha Esa, tiada sekutu bagiNya. Bagi-Nya
kerajaan dan bagiNya pujian. Dia-lah Yang Mahakuasa atas segala sesuatu. Hai
Tuhan, aku mohon kepada-Mu kebaikan di malam ini dan kebaikan sesudahnya. Aku
berlindung keDibac dari kejahatan malam ini dan kejahatan sesudahnya. Wahai
Tuhan, aku berlindung kepadaMu dari kemalasan dan kejekelekan di hari tua.
Wahai Tuhan, aku berlindung kepadamu dari siksaan di Neraka dan kubur.
[5]
*6. Membaca (1x)* :
اَللَّهُمَّ بِكَ أَمْسَيْنَا،
وَبِكَ أَصْبَحْنَا، وَبِكَ نَحْيَا، وَبِكَ نَمُوْتُ، وَإِلَيْكَ الْمَصِيْرُ
*Allaahumma bika amsainaa, wa
bika ash-bahnaa, wa bika nahyaa, wa bika namuutu, wa ilaikal mashiir.*
Ya Allah, dengan rahmat dan pertolonganMu kami memasuki waktu sore, dan dengan rahmat dan pertolonganMu kami memasuki waktu pagi. Dengan rahmat dan pertolonganMu kami hidup dan dengan kehendakMu kami mati. Dan kepadaMu tempat kembali (bagi semua makhluk).[6]
اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لاَ
إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ
وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوْءُ
لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ فَإِنَّهُ لاَ
يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ
*Allahumma anta robbii laa ilaha
illa anta, kholaqtanii wa anaa ‘abduka wa anaa ‘ala ‘ahdika wa wa’dika
mas-tatho’tu. A’udzu bika min syarri maa shona’tu. Abu-u laka bi ni’matika
‘alayya wa abu-u laka bi dzambii. Fagh-firlii fainnahu laa yagh-firudz dzunuuba
illa anta.*
“Ya Allah, Engkau adalah Rabb-ku, tidak ada Ilah (yang berhak diibadahi dengan benar) kecuali Engkau, Engkau-lah yang menciptakanku. Aku adalah hamba-Mu. Aku akan setia pada perjanjianku dengan-Mu semampuku. Aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan (apa) yang kuperbuat. Aku mengakui nikmat-Mu (yang diberikan) kepadaku dan aku mengakui dosaku, oleh karena itu, ampunilah aku. Sesungguhnya tidak ada yang dapat mengampuni dosa kecuali Engkau.” [7]
*8. Membaca (3x)* :
اللَّهُمَّ عَافِنِيْ فِيْ بَدَنِيْ،
اللَّهُمَّ عَافِنِيْ فِيْ سَمْعِيْ، اللَّهُمَّ عَافِنِيْ فِيْ بَصَرِيْ، لاَ
إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ. اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْكُفْرِ وَالْفَقْرِ،
اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ
مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ
allahumma ‘afini fii badanii,
allahumma ‘afini fii sam’ii, allahumma ‘afinii fii basharii, laa ilaaha illa
anta allahumma innii a’udzu bika minal kufri wal faqri, allahumma innii
a’udzubika min ‘adzabil qabri, laa ilaaha illa anta
“Ya Allah, selamatkanlah tubuhku (dari penyakit dan dari apa yang tidak aku inginkan). Ya Allah, selamatkanlah pendengaranku (dari penyakit dan maksiat atau dari apa yang tidak aku inginkan). Ya Allah, selamatkanlah penglihatanku, tidak ada Ilah yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Engkau. Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kekufuran dan kefakiran. Aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur, tidak ada Ilah yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Engkau.” [8]
*9. Membaca (1x)* :
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ
الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ، اَللَّهُمَّ إِنِّيْ
أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي دِيْنِيْ وَدُنْيَايَ وَأَهْلِيْ
وَمَالِيْ اللَّهُمَّ اسْتُرْ عَوْرَاتِى وَآمِنْ رَوْعَاتِى. اَللَّهُمَّ
احْفَظْنِيْ مِنْ بَيْنِ يَدَيَّ، وَمِنْ خَلْفِيْ، وَعَنْ يَمِيْنِيْ وَعَنْ
شِمَالِيْ، وَمِنْ فَوْقِيْ، وَأَعُوْذُ بِعَظَمَتِكَ أَنْ أُغْتَالَ مِنْ
تَحْتِيْ
*Allahumma innii as-alukal ‘afwa
wal ‘aafiyah fid dunyaa wal aakhiroh. Allahumma innii as-alukal ‘afwa wal
‘aafiyah fii diinii wa dun-yaya wa ahlii wa maalii. Allahumas-tur ‘awrootii wa
aamin row’aatii. Allahumah fadni min bayni yadayya wa min kholfii wa ‘an
yamiinii wa ‘an syimaalii wa min fawqii wa a’udzu bi ‘azhomatik an ughtala min
tahtii.*
“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kebajikan dan keselamatan di dunia dan akhirat. Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kebajikan dan keselamatan dalam agama, dunia, keluarga dan hartaku. Ya Allah, tutupilah auratku (aib dan sesuatu yang tidak layak dilihat orang) dan tentramkan-lah aku dari rasa takut. Ya Allah, peliharalah aku dari depan, belakang, kanan, kiri dan dari atasku. Aku berlindung dengan kebesaran-Mu, agar aku tidak disambar dari bawahku (aku berlindung dari dibenamkan ke dalam bumi).”[9]
*10. Membaca (1x)* :
اَللَّهُمَّ عَالِمَ الْغَيْبِ
وَالشَّهَادَةِ فَاطِرَ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ، رَبَّ كُلِّ شَيْءٍ
وَمَلِيْكَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ
نَفْسِيْ، وَمِنْ شَرِّ الشَّيْطَانِ وَشِرْكِهِ، وَأَنْ أَقْتَرِفَ عَلَى
نَفْسِيْ سُوْءًا أَوْ أَجُرُّهُ إِلَى مُسْلِمٍ
*Allahumma ‘aalimal ghoybi wasy
syahaadah faathiros samaawaati wal ardh. Robba kulli syai-in wa maliikah.
Asyhadu alla ilaha illa anta. A’udzu bika min syarri nafsii wa min syarrisy
syaythooni wa syirkihi, wa an aqtarifa ‘alaa nafsii suu-an aw ajurruhu ilaa
muslim.*
“Ya Allah Yang Mahamengetahui yang
ghaib dan yang nyata, wahai Rabb Pencipta langit dan bumi, Rabb atas segala
sesuatu dan Yang Merajainya. Aku bersaksi bahwa tidak ada Ilah yang berhak
diibadahi dengan benar kecuali Engkau. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan
diriku, syaitan dan ajakannya menyekutukan Allah (aku berlindung kepada-Mu)
dari berbuat kejelekan atas diriku atau mendorong seorang muslim kepadanya.”
[10]
*11. Membaca (3x)* :
بِسْمِ اللهِ الَّذِي لاَ يَضُرُّ
مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي اْلأَرْضِ وَلاَ فِي السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيْعُ
الْعَلِيْمُ
*Bismillahilladzi laa yadhurru
ma’asmihi syai-un fil ardhi wa laa fis samaa’ wa huwas samii’ul ‘aliim.*
“Dengan Menyebut Nama Allah, yang dengan Nama-Nya tidak ada satupun yang membahayakan, baik di bumi maupun dilangit. Dia-lah Yang Mahamendengar dan Maha mengetahui.” [11]
رَضِيْتُ بِاللهِ رَبًّا،
وَبِاْلإِسْلاَمِ دِيْنًا، وَبِمُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
نَبِيًّا
*Rodhiitu billaahi robbaa wa bil-islaami diinaa, wa bi-muhammadin shallallaahu ‘alaihi wa sallama nabiyya.*
“Aku rela (ridha) Allah sebagai
Rabb-ku (untukku dan orang lain), Islam sebagai agamaku dan Muhammad صلي الله عليه وسلم sebagai Nabiku (yang diutus oleh Allah).”
[12]
*13. Membaca (1x)* :
يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ
بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيْثُ، وَأَصْلِحْ لِيْ شَأْنِيْ كُلَّهُ وَلاَ تَكِلْنِيْ
إِلَى نَفْسِيْ طَرْفَةَ عَيْنٍ
*Yaa Hayyu Yaa Qoyyum,
bi-rohmatika as-taghiits, wa ash-lih lii sya’nii kullahu wa laa takilnii ilaa
nafsii thorfata ‘ainin*
“Wahai Rabb Yang Mahahidup, Wahai
Rabb Yang Mahaberdiri sendiri (tidak butuh segala sesuatu) dengan rahmat-Mu aku
meminta pertolongan, perbaikilah segala keadaan dan urusanku dan jangan Engkau
serahkan kepadaku meski sekejap mata sekalipun (tanpa mendapat pertolongan
dari-Mu).” [13]
*14. Membaca (1x)* :
أَمْسَيْنَا عَلَى فِطْرَةِ
اْلإِسْلاَمِ، وَعَلَى كَلِمَةِ اْلإِخْلاَصِ، وَعَلَى دِيْنِ نَبِيِّنَا
مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَعَلَى مِلَّةِ أَبِيْنَا
إِبْرَاهِيْمَ، حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ
*Amsainaa 'alaa fithrotil islaam, wa 'alaa kalimatil ikhlaash, wa 'alaa diini nabiyyinaa muhammadin shollallaahu 'alaihi wa sallam, wa 'alaa millati abiinaa ibroohiim, haniifan musliman wa maa kaana minal musyrikiin.*
Di waktu sore kami berada di atas fitrah Islam, kalimat ikhlas, agama Nabi kami Muhammad, dan agama ayah kami Ibrahim, yang berdiri di atas jalan yang lurus, muslim dan tidak tergolong orang-orang musyrik. [14]
*15. Membaca (1x atau 10x atau 100x)* :
لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ
لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ
قَدِيْرُ.
*Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah, lahul mulku walahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai-in qodiir.*
“Tidak ada Ilah yang berhak diibadahi dengan benar selain Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya segala puji. Dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.” [15],[16],[17]
*16. Membaca (100x)* :
سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ
*Subhanallah wa bi-hamdih.*
“Mahasuci Allah, aku memuji-Nya.”
[18]
*17. Membaca (3x)* :
أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللَّهِ
التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ
*A'uudzu bi
kalimaatillaahit-taammaati min syarri maa khalaq.*
Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna, dari kejahatan makhluk yang diciptakanNya. [19]
_____
Fote Note:
[1] Nabi Shallallahu Alaihi
Wasallam bersabda: “Barangsiapa yang membaca ayat ini ketika pagi hari, maka ia
dilindungi dari (gangguan) jin hingga sore hari. Dan barangsiapa mengucapkannya
ketika sore hari, maka ia dilindungi dari (gangguan) jin hingga pagi hari.”
(HR. Al-Hakim (1/562), Shahiih at-Targhiib wat Tarhiib (1/418, no. 662),
shahih).
[2] HR. Abu Dawud (no. 5082),
an-Nasa-i (VIII/250) dan at-Tirmidzi (no. 3575), Ahmad (V/312), Shahiih
at-Tirmidzi (no. 2829), Tuhfatul Ahwadzi (no. 3646), Shahiih at-Targhiib wat
Tarhiib (1/411, no. 649), hasan shahih.
[3] Ibid.
[4] “Barangsiapa membaca tiga surat
tersebut setiap pagi dan sore hari, maka (tiga surat tersebut) cukup baginya
dari segala sesuatu”. Yakni mencegahnya dari berbagai kejahatan. HR. Abu Dawud
(no. 5082), Shahiih Abu Dawud (no. 4241), Annasa-i (VIII 250) dan At-Tirmizi
(no. 3575), At-Tarmidzi berkata “Hadits ini hasan shahih”. Ahmad (V/312), dari
Abdullah bin Khubaib radhiyallahu ‘anhu. Shahiih at-Tirmidzi (no. 2829),
Tuhfatul Ahwadzi (no. 3646), Shahiih at-Targhiib wat Tarhiib (1/411 no. 649),
hasan shahih.
[5] HR. Muslim (no. 2723), Abu
Dawud (no. 5071), dan at-Tirmidzi (3390), shahih dari Abdullah Ibnu Mas’ud.
[6] HR. Al-Bukhari dalam al-Adabul
Mufrad no. 1199, lafazh ini adalah lafazh al-Bukhari, at-Tirmidzi no. 3391, Abu
Dawud no. 5068, Ahmad 11/354, Ibnu Majah no. 3868, Dari Abu Hurairah
Radhiyallahu ‘anhu. Shahiih al-Adabil no. 911, shahih. Lihat pula Silsilah
al-Ahaadiits ash-Shahiihah no. 262.
[7] “Barangsiapa membacanya dengan
yakin di waktu pagi lalu ia meninggal sebelum masuk waktu sore, maka ia
termasuk ahli Surga. Dan barangsiapa membacanya dengan yakin di waktu sore lalu
ia meninggal sebelum masuk waktu pagi, maka ia termasuk ahli Surga.” (HR.
Al-Bukhari no. 6306, 6323, Ahmad IV/122-125, an-Nasa-i VIII/279-280) dari
Syaddad bin Aus Radhiyallahu ‘anhu.
[8] HR. Al-Bukhari dalam Shahiib
al-Adabil Mufrad no. 701, Abu Dawud no. 5090, Ahmad V/42, hasan. Lihat Shahiih
Al-Adabil Mufrad no.539
[9] HR. Al-Bukhari dalam al-Adabul
Mufrad no. 1200, Abu Dawud no. 5074, An-Nasa-i VIII / 282, Ibnu Majah no. 3871,
al-Hakim 1/517-518, dan lainnya dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhumaa. Lihat
Shahiih al-Adabul Mufrad no. 912, shahih
[10] Nabi صلي
الله عليه وسلم bersabda kepada Abu Bakar ash-Shiddiq رضي
الله عنه “Ucapkanlah pagi dan petang dan apabila engkau hendak tidur.”
HR. Al-Bukhari dalam Al-Adabul Mufrad 1202, at-Tirmidzi no.3392 dan Abu Daud
no. 5067,Lihat Shahih At- Tirmidzi no. 2798, Shahiih al-Adabil Mufrad no. 914,
shahih. Lihat Silsilah al-Ahaadiits ash-Shahiihah no. 2753
[11] “Barangsiapa membacanya
sebanyak tiga kali ketika pagi dan sore hari, maka tidak ada sesuatu pun yang
membahayakan dirinya.” HR. At-Tirmidzi no. 3388, Abu Dawud no. 5088,Ibnu Majah
no. 3869, al-Hakim 1/514, Dan Ahmad no. 446 dan 474, Tahqiq Ahmad Syakir. Dari
‘Utsman bin ‘Affan radhiyallahu ‘anhu, lihat Shahiih Ibni Majah no. 3120,
al-Hakim 1/513, Shahiih al-Adabil Mufrad no. 513, Shahiih at-Targhiib wat
Tarhiib 1/413 no. 655, sanad-nya shahih.
[12] “Barangsiapa membacanya
sebanyak tiga kali ketika pagi dan sore, maka Allah memberikan keridhaan-Nya
kepadanya pada hari Kiamat.” HR. Ahmad IV/337, Abu Dawud no. 5072, at-Tirmidzi
no. 3389, Ibnu Majah no. 3870, an-Nasa-i dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah no. 4
dan Ibnus Sunni no. 68, dishahihkan oleh Imam al-Hakim dalam al-Mustadrak 1/518
dan disetujui oleh Imam adz-Dzahabi, hasan. Lihat Shahiih At Targhiib wat Tarhiib
I/415 no. 657, Shahiih At Targhiib wat Tarhiib al-Waabilish Shayyib hal. 170,
Zaadul Ma’aad II/372, Silsilah al-Ahaadiits ash-Shahiihah no. 2686.
[13] HR. An-Nasa'i dalam Sunan
al-Kubro, Al-Hakim dalam al-Mustadzrak, Al-Baihaqi dalam Asma wa shifat dan
dishahihkan Al Albani dalam Silsilah as-Shahihah no. 227).
[14] HR. Ahmad 3/406-407, 5/123.
Lihat juga Shahihul Jami' 4/290. Ibnus Sunni juga meriwayatkannya di 'Amalul
Yaum wal Lailah no. 34.
[15] HR. Abu Dawud no. 5077, Ibnu
Majah no. 3867, dari Ab ‘Ayyasy Azzurraqy radhiyallahu ‘anhu, Shahiih Jaami’ish
Shaghiir no. 6418, Misykaatul Mashaabiih no. 2395, Shahiih at-Targhiib 1/414
no. 656, shahih.
[16] HR. An-Nasa-i dalam 'Amalul
wal Lailah (no. 24), Ahmad (V/420), dari Abu Ayyun al-Anshari. Lihat Silsilah
al-Ahaadits ash-Shahiihah (no. 113 dan 114) dan Shahiih at-Targhiib wat Tarhiib
(I/416, no. 660), shahih.
[17] “Barangsiapa membacanya
sebanyak 100x dalam sehari, maka baginya (pahala) seperti memerdekakan sepuluh
budak, ditulis seratus kebaikan, dihapus darinya seratus keburukan, mendapat
perlindungan dari syaitan pada hari itu hingga sore hari. Tidaklah seseorang
itu dapat mendatangkan yang lebih baik dari apa yang dibawanya kecuali ia
melakukan lebih banyak lagi dari itu.” HR. Al-Bukhari no. 3293 dan 6403, Muslim
IV/2071 no. 2691 (28), at-Tirmidzi no. 3468, Ibnu Majah no. 3798, dari Sahabat
Abu Hurairah رضي الله عنه. Penjelasan: Dalam
riwayat an-Nasa-i (‘Amalul Yaum wal Lailah no. 580) dan Ibnus Sunni no. 75 dari
‘Amr bin Syu’aib dari ayahnya dari kakeknya dengan lafadz: “Barangsiapa membaca
100x pada pagi hari dan 100x pada sore Hari.”… Jadi, dzikir ini dibaca 100x
diwaktu pagi dan 100x diwaktu sore. Lihat Silsilah al-Ahaadiits ash-Shahiihah
no. 2762
[18] HR. Muslim no. 2691 dan no.
2692, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu Syarah Muslim XVII / 17-18, Shahiih
at-Targhiib wat Tarhiib 1/413 no. 653. Jumlah yang terbanyak dari dzikir-dzikir
Nabi adalah seratus diwaktu pagi dan seratus diwaktu sore. Adapun riwayat yang
menyebutkan sampai seribu adalah munkar, karena haditsnya dha’if. (Silsilah
al-Ahaadiits adh-Dha-’iifah no. 5296).
[19] HR. Ahmad 2/290, An-Nasa'i
dalam 'Amalul Yaum wal Lailah, no. 590 dan Ibnu Sunni no. 68. Lihat Shahih
At-Tirmidzi 3/187, Shahih Ibnu Majah 2/266 dan Tuhfatul Akhyar, hal. 45.
-------------------
Dinukil dari buku Doa Dan Wirid halaman 133- 155 yang disusun oleh Ustadz Yazid bin Abdul Qadir jawas , Penerbit Pustaka Imam Asy-Syaf
Posting Komentar