*Bergantung hanya Kepada Allah *
dr. Raehanul Bahraen
-Salah satu bukti tingginya TAUHID seseorang adalah bergantung hanya kepada Allah dan tidak menyekutukannya dengan sesuatu apapun
-Kita berusaha semaksimal mungkin mengurangi ketergantungan dan butuh kepada mahluk/manusia, berusaha melakukannya dengan usaha sendiri. Kemudian bergantung kepada hanya Allah, dan selalu berdo'a dimanapun dan kapanpun.
Allah Ta’ala berfirman,
ﻳَﺎ
ﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟﻨَّﺎﺱُ ﺃَﻧْﺘُﻢُ ﺍﻟْﻔُﻘَﺮَﺍﺀُ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻭَﺍﻟﻠَّﻪُ ﻫُﻮَ ﺍﻟْﻐَﻨِﻲُّ
ﺍﻟْﺤَﻤِﻴﺪُ
“Hai manusia, kamulah yang sangat butuh kepada Allah; dan Allah Dialah yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji.” (QS. Fathir: 15)
Sebisa mungkin berusaha dengan sendiri, bekerja dan berupaya dan mengurangi ketergantungan kepada mahluk
Misalnya:
-Berusaha mencari nafkah sendiri
-Berusaha memenuhi kebutuhan
sendiri yang ia mampu
-Berusaha agar mandiri
Mengurangi ketergangtungan pada mahluk dengan MEMINTA BANTUAN/MINTA TOLONG kepada makhluk. Dengan mengurangi ketergantungan ini dan mengurangi “sering minta tolong” maka kedudukannya akan menjadi mulia di masyarakat dan hati lebih tenang. Ini yang dicontohkan dalam hadits, bahwa keluar mencari kayu bakar dan memikulnya, lebih baik daripada meminta-minta. Rosulullah bersabda:
ﻭَﻋَﻦْ
ﺍَﺑِﻲْ ﻫُﺮَﻳْﺮَﺓَ ﻗَﺎﻝَ: ﻗَﺎﻝَ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠﻪِ : ﻷَﻥْ ﻳَﺤْﺘَﻄِﺐَ ﺍَﺣَﺪُﻛُﻢْ
ﺣُﺰْﻣَﺔً ﻋَﻠَﻰ ﻇَﻬْﺮِﻩِ ﺧَﻴْﺮٌﻟَﻪُ ﻣِﻦْ ﺍَﻥْ ﻳَﺴْﺄَﻝَ ﺍَﺣَﺪًﺍ ﻓَﻴُﻌْﻄِﻴَﻪُ ﺍَﻭ
ﻳَﻤْﻨَﻌَﻪُ
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya, seorang dari kalian pergi mencari kayu bakar yang dipikul di atas pundaknya itu lebih baik daripada meminta-minta kepada orang lain, baik diberi atau tidak”. [HR Bukhari, no. 1470; Muslim, no. 1042; Tirmidzi, no. 680 dan Nasa- i, V/96]
-Nabi Dawud seorang raja, tetap
berusaha mencari nafkah dengan usaha sendiri. Rosulullah bersabda:
َﻋَﻦْ
ﺍَﺑِﻰ ﻫُﺮَﻳْﺮَﺓ َﻭ ﻋَﻦْ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲِّ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢ ﻗَﺎﻝَ: ﻛَﺎﻥَ
ﺩَﺍﻭُﺩُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﺍﻟﺴَّﻼﻡُ ﻻَﻳَﺄْﻛُﻞُ ﺍِﻻَّ ﻣِﻦْ ﻋَﻤَﻞِ ﻳَﺪَِْﻩِ .
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Adalah Nabi Daud tidak makan, melainkan dari hasil usahanya sendiri”. [HR Bukhari, no. 2073].
Catatan: BUKAN maksudnya serba
memenuhi kebutuhan sendiri total:
-Jika butuh tukang bangunan maka
ia pekerjakan dan dibayar
-Anak yang butuh dibiayai orang
tua, maka ini wajar saja
-Murid yang butuh ilmu gurunya,
ini wajar
-Kemudian ia bergantung kepada
Allah ketika berusaha dengan usaha sendiri, selalu berdoa dan mengingat Allah
dan tawakkal:
1. Berusaha menempuh sebab
Misalnya: ingin pintar rajin
belajar, membuka bisnis
2. Menyerahkan hasil akhir kepada
Allah setelah berusaha
Apapun hasilnya baik atau buruk menurut penilaiannya, itu adalah takdir terbaik baginya dan hatinya bahagia menerima takdir tersebut. Karena manusia tahu apa yang ia inginkan tetapi Allah tahu yang terbaik bagi hamba-Nya. Jangan sampai kita ingkar, berpaling dan tidak butuh kepada Allah
Allah berfirman:
ﻓَﻜَﻔَﺮُﻭﺍ
ﻭَﺗَﻮَﻟَّﻮْﺍ ﻭَﺍﺳْﺘَﻐْﻨَﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻭَﺍﻟﻠَّﻪُ ﻏَﻨِﻲٌّ ﺣَﻤِﻴﺪٌ
“Lalu mereka ingkar dan
berpaling; dan Allah tidak memerlukan (mereka). Dan Allah Maha Kaya lagi Maha
Terpuji .” (QS. At Taghobun: 6)
-Dalam surat Al-Fatihah, hanya
kepada Allah kita memohon pertolongan
ﺇِﻳَّﺎﻙَ
ﻧَﻌْﺒُﺪُ ﻭﺇِﻳَّﺎﻙَ ﻧَﺴْﺘَﻌِﻴﻦُ
“Hanya Engkaulah yang kami Menyembah dan memohon pertolongan”
Semoga kita bisa menjadi hamba yang bertauhid tinggi dan masuk surga tanpa hisab dan adzab, amin.
إرسال تعليق